rss

Selamat Datang dan terima kasih tak terhingga sudi mampir di Blog saya yang sederhana ini. Semua yang terungkap dan tertuang di sini hanyalah manifestasi dari upaya untuk mengabadikan pikiran saya dalam dunia yang santun, yang luas dan yang abadi. Seorang sastrawan besar Indonesia pernah menuturkan, menulis adalah pekerjaan yang bermatra keabadian. Sekali anda menggoreskan pena ke dalam kitab perjalanan kemanusiaan, maka Anda akan termaktub dalam kanvas sejarah dalam bingkai keabadian. Silahkan berkomentar, pembaca. Sekali lagi terima kasih sudah berkunjung. Jazakumullah khairan katsira!

DISCLAIMER:

Blog ini adalah blog pribadi saya dan tidak ada jaminan bawa tulisan di blog ini akan adil, tidak bias dan seimbang. Bersikaplah dewasa dan jika anda membutuhkan opini dari pihak lain atau pihak yang berseberangan pendapat, anda dapat mencarinya dari sumber lain. Informasi yang disediakan oleh blog ini bersifat apa adanya, tanpa jaminan dengan kepercayaan penuh pada kedewasaan para pembacanya. (Kutip dari Priyadi).

mutiara salaf

*Imam Ahmad Berkata : Masa Muda yang sesungguhnya adalah meninggalkan hobi karena ketakwaan *Imam Syafi'i : Ilmu itu di ikat dengan menulis *Dari Abu Qilabah rahimahullah, beliau berkata: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin, atau memberontak kepada pemerintah).” (Al-I’tisham, 1/112, Ad-Darimi, 1/58 no.99)'
silahkan berkomentar...

Selasa, 15 Februari 2011

Antara Rihlah Ilmu dan Dakwah

Tak ada yang tahu kemana dan akan dimana ia langkahkan kakinya..padahal 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan Bumi segala sesuatunya telah Allah tulis di dalam kitab Lauful Mahfuzh…subhanallah..Allahu a’lamu wa antum laa ta’ lamuun…

Serasa baru kemarin duduk dibangku SMA ketika kupandang wajah-wajah yang penuh semangat menuntut ilmu dari para remaja di TPA yang ku coba rintis (mohon doanya ya akhii wa Ukhtii)…Serasa baru tadi pulang dari beranda majelis ilmu para asatidzah usai kututup pengajian mala mini…Terkenang aku 7 tahun silam diakhir tahun 2003 awal aku mengenal sunnah dibangku kelas satu SMA..terbayang canda tawaku bersama para ikhwa di halaqah tarbiyah pekanan di mesjid Alhizam pondokan Unhas…


Begitu cepat engkau berlalu wahai Waktu…engkau pergi dengan kejam dan tak akan pernah kembali,,,kepergianmu bagaikan duka bagi siapa saja bahkan para penghuni Syurga menyesal kenapa sewaktu hidup di dunia waktu mereka tak digunakan untuk mengingat Allah….Walahaula Ya qayyum..


Sebuah nasehat ustadz ketika hendak kulangkahkan kaki meinggalkan Kota Daeng beranda Madinah usai kutempuh pendidikan di black campus ” sudah waktunya antum berdakwah akhii,,,udah lama antum belajar….ajarkan mulai dari hal terkecil,,wudhu,sholat yang ringan-ringan saja”..Nasehat yang menjadi motivasi untuk belajar berdakwah dan mencoba mencari pengalaman dakwah dipedalaman Konawe Selatan “Punggapu”

Hati kecil ini sebenarnya masih ingin melanjutkan rihlahnya dalam ilmu, tapi ketika teringat kondisi desa yang masih jauh dari Agama.. terlebih tak adanya tanggung jawab agama dari orrang-orang yang di tokohkan di wilayah ini membuat aku harus duduk dan berdiam untuk merenungkan kembali ke Kota Daeng…

manakah yang penting menuntut ilmu atau berdakwah…
apa gunanya ilmu kalo tak di dakwahkan..?
apa kamu sudah siap menanggung dosa berdakwah tanpa ilmu….?
kamu masih muda…masih banyak para asatidzah yang belum engkau hadiri majelis ilmuanya…
tapi dan tapi…
siapa yang akan membina di Desa ini..
tidak kah engkau lihat bagaimana masjid menjadi kandang kambing ..
tidakkah engkau liat kondisi masjid yang begitu memilukan,,,faiz…
liatlah tanggung jawabmu… jangan hanya berislam sendiri akhii..” (itulah terkdang dialog didalam diriku) tak tahu yang mana mau ku ikuti,,karena semuanya berdasarkan dari dalil yang dipertanggung jawabkan…

Tak tahu mau kemana arah langkah ini…? Kini aku ingin focus pada apa yang kujalani..satu impianku semoga sebelum kulangkahkan kakiku meninggalkan kampong ini aku bisa melihat masjid ini rampung dan amalan hidup didalamnya…karena apalah artinya masjid jika tak ada amalan di dalamnya…

Dalam sebuah perenungan
Faiz
12 februari 2011
Selengkapnya...

PROKLAMIR FAIZ

Namaku Faiz As Salafi, seorang pemuda bermanhaj ahlussunnah wal jama’ah
. berwajah cerah ketika bertemu orang disertai lantunan salam dan doa merupakan kebiasaanku. Tak ada kata sedih dan kecewa dalam kamus hidupku karena semua takdir Allah adalah baik. Kata Lelah, capek sudah kubuang jauh dari perbendaharaan kataku karena usahaku ku tujukkan buat Allah sang pemilik Alam ini. Kebiasaan membantu orang merupakan ciriku, senyum adalah canda tawaku. ucapan maaf, tolong dan terima kasih adalah cara aku berinteraksi dengan orang. Bagiku makan dua kali sehari sudah cukup, membaca buku menjadi rutinitas harian yang tak akan pernah aku tinggalkan. Tak ada hari tanpa Tadabbur Qur’an menjadi Prinsipku. Pekerjaan utamaku adalah berdakwah . Berdoa sebelum beramal, Serius dalam proses dan tawakkal di akhir pekerjaan menjadi etos kerjaku. Memberikan hadiah kepada teman menjadi lambang persaudaraanku .
Selengkapnya...

 

Adzan di Tanah Haram

Sumpah Pemuda