rss

Selamat Datang dan terima kasih tak terhingga sudi mampir di Blog saya yang sederhana ini. Semua yang terungkap dan tertuang di sini hanyalah manifestasi dari upaya untuk mengabadikan pikiran saya dalam dunia yang santun, yang luas dan yang abadi. Seorang sastrawan besar Indonesia pernah menuturkan, menulis adalah pekerjaan yang bermatra keabadian. Sekali anda menggoreskan pena ke dalam kitab perjalanan kemanusiaan, maka Anda akan termaktub dalam kanvas sejarah dalam bingkai keabadian. Silahkan berkomentar, pembaca. Sekali lagi terima kasih sudah berkunjung. Jazakumullah khairan katsira!

DISCLAIMER:

Blog ini adalah blog pribadi saya dan tidak ada jaminan bawa tulisan di blog ini akan adil, tidak bias dan seimbang. Bersikaplah dewasa dan jika anda membutuhkan opini dari pihak lain atau pihak yang berseberangan pendapat, anda dapat mencarinya dari sumber lain. Informasi yang disediakan oleh blog ini bersifat apa adanya, tanpa jaminan dengan kepercayaan penuh pada kedewasaan para pembacanya. (Kutip dari Priyadi).

mutiara salaf

*Imam Ahmad Berkata : Masa Muda yang sesungguhnya adalah meninggalkan hobi karena ketakwaan *Imam Syafi'i : Ilmu itu di ikat dengan menulis *Dari Abu Qilabah rahimahullah, beliau berkata: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin, atau memberontak kepada pemerintah).” (Al-I’tisham, 1/112, Ad-Darimi, 1/58 no.99)'
silahkan berkomentar...

Minggu, 06 Mei 2012

Akhirnya Ia Mati Bagaikan Seekor Kedelai

Kisah ini terjadi di Universitas 'Ain Syams, fakultas pertanian di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan dieksposs oleh berbagai media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir orang-orang di sana. Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.), berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, "Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!." 
Ini merupakan kejadian yang langka dan disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit demi menitpun berjalan dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu jam dari ucapan sang mahasiswa tersebut.

 Mengetahui belum ada gejala apa-apa dari ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan kesombongan dan tantangan sembari berkata kepada rekan-rekannya, "Bagaimana pendapat kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti Dia mencabut nyawa saya?." Para mahasiswapun pulang ke rumah masing-masing. 

Diantara mereka ada yang tergoda bisikan syaithan sehingga beranggapan, "Sesunguhnya Allah hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik itu."  

Akan tetapi ada pula diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengejeknya. Sementara si mahasiswa yang lancang tadi, pulang ke rumahnya dengan penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan dia telah membuktikan dengan dalil 'aqly yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan secara serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari Hisab. 

Dia masuk rumah dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan hidangan. Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke 'Wastapel' di dapur. Dia berdiri di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian mengelapnya dengan tissue. 

Tatkala sedang dalam kondisi demikian, tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di situ, lalu tidak bergerak-gerak lagi untuk selama-lamanya. Yah … dia benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab kematiannya hanyalah karena ada air yang masuk ke telinganya!!. Mengenai hal ini, Dr.'Abdur Razzaq Nawfal -rahimahullah- berkata, "Allah hanya menghendaki dia mati seperti keledai!." Sebagaimana diketahui berdasarkan penelitian ilmiah bahwa bila air masuk ke telinga keledai atau kuda, maka seketika ia akan mati?!!!. 

(Sumber: Majalah "al-Majallah", volume bulan Shafar 1423 H sebagai yang dinukil oleh Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya "Nihâyah azh-Zhâlimîn", Seri ke-9, h.73-74 Selengkapnya...

 

Adzan di Tanah Haram

Sumpah Pemuda