Tetaplah berpikir positif apapun yang terjadi, Tetaplah semangat apapapun yang terjadi Tetaplah bersabar apapun yang menimpamu, Lalu lakukanlah perbaikan diri Tingkatkan kualitasmu,bergaul begrerak, Amati,tiru lalu inovasi Karena tidak ada cara terbaik menghadapi para penjilat,pengkhianat dan penjajah Kecuali dengan sabar, berpikir positif,berjuang Tingkatkan kualitas diri,perluas jaringan pergaulan dan berdoa Karena cara terbaik memukul telak lawan-lawanmu adalah dengan cara berkarya dan berprestasi Bismillah..... Faiz Selengkapnya...
Ada geolak dihati akan masa masa yang sulit dimasa depan
Ada geolak dihati akan masa masa yang sulit dimasa depan, bukan karena sifat cinta dunia sehingga aku takut namun kuteringat akan pesan ustadzku bahwa kefaqiran dekat dengan kekufuran...ku sadari bahwa 1/3 dari gajiku telah kugadaikan di bank karena beberapa waktu lalu kupakai untuk melunasi motor,membeli perabotan dan perlengkapan nikah... Banyak yang mencekal kenapa aku menikah terlalu cepat, baik dari keluarga ,teman dan sahabat namun ku yakinkan diriku bahwa oran tua ku mengajarkan bahwa kehormatan adalah segala galanya dan ku sadari caraku salah dalam menjemput jodohku, karena telah kugadaikan gaji ku di rentenir BRI bukan karena kebodohan dan bermudah – mudahan dalam kemaksiatan kepada Allah, tapi karena ku sadari dosa zina jauh lebih kutakuti dan semoga Allah mengampuniku atas kesalahan ini,, Ku sadari aku membangun keluargaku dari minus, dari utang yang besar dan penghasilan yang sedikit...ku sadari bahwa aku belum banyak berbagi dengan ibu dan saudaraku...sehingga kuharapkan kepada Allah moga bisa kulunasi atas utangku... Ku mulai berpikir bisnis apa yang akan kulaksanakan, ku mulai mengenali skill yang kumiliki dari desain ,jual pulsa,private dll Semoga minggu ini aku mulai bisa bisnis.... Selengkapnya...
Dalam dhuha aku bersyukur
Seorang sahabat di pondok pesantren pernah berkata kepada saya “ setiap pagi saat berjalan menuju madrosah sambil menghirup udara pagi dan memandang gunung dibelakang pondok ku panjatkan syukur, syukur atas nikmat belajar di tempat ini, karna kurasa betapa mahalnya nikmat ini “ begitulah penggalan percakapan dari sahabatku sigit yang berada satu tingkatan di atasku dalam pendidikan di pesantren. Rezeki aku sekamar dengannya, sosok yang padat dengan kegiatan studio ma’had tak menjadikannya lalai dari target2 pelajaran di kelas, tak ada kata keluh dari lisannya dan acap kali di saat lampu kamar dipadamkan ia baru pulang...dan sebegitu indah sosoknya namun yang ingin ku utarakan dalam tulisan ini adalah pesan nasehatnya Sejak mendengar nasehat itu setiap pagi dalam dhuhaku aku bersyukur, bersyukur lahir sebagai seorang muslim, hidup dalam keimanan, nikmat qur’an yang agung, nikmat ummat muhammad solalllahu a’laih wassaalam, nikmat orang tua yang luar biasa dan nikmat termahal belajar di ma’hadku... Dan tanpa terasa bifadlilllahi ta a’la serasa ada yang kurang kalo belum bersyukur di pagi hari atas nikmat ini, ku bersyukur semoga nikmat itu tak di cabut olehnya, dan sekarang aku menambahkan syukurku sebagai karyawan pt antam. Dan semoga Allah yang maha melihat senantiasa membimbingku,orang tua,keluarga,kerabat ,sahabat dan seluruh muslim untuk senantiasa bersyukur. Allahumma aamiiiin Selengkapnya...
Jumat, 10 Februari 2017
Tetaplah berpikir positif apapun yang terjadi,
Tetaplah berpikir positif apapun yang terjadi, Tetaplah semangat apapapun yang terjadi Tetaplah bersabar apapun yang menimpamu, Lalu lakukanlah perbaikan diri Tingkatkan kualitasmu,bergaul begrerak, Amati,tiru lalu inovasi Karena tidak ada cara terbaik menghadapi para penjilat,pengkhianat dan penjajah Kecuali dengan sabar, berpikir positif,berjuang Tingkatkan kualitas diri,perluas jaringan pergaulan dan berdoa Karena cara terbaik memukul telak lawan-lawanmu adalah dengan cara berkarya dan berprestasi Bismillah..... Faiz Selengkapnya...
Minggu, 06 Mei 2012
Akhirnya Ia Mati Bagaikan Seekor Kedelai
Kisah ini terjadi di Universitas 'Ain Syams, fakultas pertanian di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan dieksposs oleh berbagai media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir orang-orang di sana.
Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.), berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, "Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!."
Ini merupakan kejadian yang langka dan disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit demi menitpun berjalan dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu jam dari ucapan sang mahasiswa tersebut.
Mengetahui belum ada gejala apa-apa dari ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan kesombongan dan tantangan sembari berkata kepada rekan-rekannya, "Bagaimana pendapat kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti Dia mencabut nyawa saya?." Para mahasiswapun pulang ke rumah masing-masing.
Diantara mereka ada yang tergoda bisikan syaithan sehingga beranggapan, "Sesunguhnya Allah hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik itu."
Akan tetapi ada pula diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengejeknya.
Sementara si mahasiswa yang lancang tadi, pulang ke rumahnya dengan penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan dia telah membuktikan dengan dalil 'aqly yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan secara serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari Hisab.
Dia masuk rumah dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan hidangan. Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke 'Wastapel' di dapur. Dia berdiri di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian mengelapnya dengan tissue.
Tatkala sedang dalam kondisi demikian, tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di situ, lalu tidak bergerak-gerak lagi untuk selama-lamanya.
Yah … dia benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab kematiannya hanyalah karena ada air yang masuk ke telinganya!!.
Mengenai hal ini, Dr.'Abdur Razzaq Nawfal -rahimahullah- berkata, "Allah hanya menghendaki dia mati seperti keledai!."
Sebagaimana diketahui berdasarkan penelitian ilmiah bahwa bila air masuk ke telinga keledai atau kuda, maka seketika ia akan mati?!!!.
(Sumber: Majalah "al-Majallah", volume bulan Shafar 1423 H sebagai
yang dinukil oleh Ibrahim bin 'Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya "Nihâyah
azh-Zhâlimîn", Seri ke-9, h.73-74
Selengkapnya...
Selasa, 15 Februari 2011
Antara Rihlah Ilmu dan Dakwah
Tak ada yang tahu kemana dan akan dimana ia langkahkan kakinya..padahal 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan Bumi segala sesuatunya telah Allah tulis di dalam kitab Lauful Mahfuzh…subhanallah..Allahu a’lamu wa antum laa ta’ lamuun…
Serasa baru kemarin duduk dibangku SMA ketika kupandang wajah-wajah yang penuh semangat menuntut ilmu dari para remaja di TPA yang ku coba rintis (mohon doanya ya akhii wa Ukhtii)…Serasa baru tadi pulang dari beranda majelis ilmu para asatidzah usai kututup pengajian mala mini…Terkenang aku 7 tahun silam diakhir tahun 2003 awal aku mengenal sunnah dibangku kelas satu SMA..terbayang canda tawaku bersama para ikhwa di halaqah tarbiyah pekanan di mesjid Alhizam pondokan Unhas…
Begitu cepat engkau berlalu wahai Waktu…engkau pergi dengan kejam dan tak akan pernah kembali,,,kepergianmu bagaikan duka bagi siapa saja bahkan para penghuni Syurga menyesal kenapa sewaktu hidup di dunia waktu mereka tak digunakan untuk mengingat Allah….Walahaula Ya qayyum..
Sebuah nasehat ustadz ketika hendak kulangkahkan kaki meinggalkan Kota Daeng beranda Madinah usai kutempuh pendidikan di black campus ” sudah waktunya antum berdakwah akhii,,,udah lama antum belajar….ajarkan mulai dari hal terkecil,,wudhu,sholat yang ringan-ringan saja”..Nasehat yang menjadi motivasi untuk belajar berdakwah dan mencoba mencari pengalaman dakwah dipedalaman Konawe Selatan “Punggapu”
Hati kecil ini sebenarnya masih ingin melanjutkan rihlahnya dalam ilmu, tapi ketika teringat kondisi desa yang masih jauh dari Agama.. terlebih tak adanya tanggung jawab agama dari orrang-orang yang di tokohkan di wilayah ini membuat aku harus duduk dan berdiam untuk merenungkan kembali ke Kota Daeng…
manakah yang penting menuntut ilmu atau berdakwah…
apa gunanya ilmu kalo tak di dakwahkan..?
apa kamu sudah siap menanggung dosa berdakwah tanpa ilmu….?
kamu masih muda…masih banyak para asatidzah yang belum engkau hadiri majelis ilmuanya…
tapi dan tapi…
siapa yang akan membina di Desa ini..
tidak kah engkau lihat bagaimana masjid menjadi kandang kambing ..
tidakkah engkau liat kondisi masjid yang begitu memilukan,,,faiz…
liatlah tanggung jawabmu… jangan hanya berislam sendiri akhii..” (itulah terkdang dialog didalam diriku) tak tahu yang mana mau ku ikuti,,karena semuanya berdasarkan dari dalil yang dipertanggung jawabkan…
Tak tahu mau kemana arah langkah ini…? Kini aku ingin focus pada apa yang kujalani..satu impianku semoga sebelum kulangkahkan kakiku meninggalkan kampong ini aku bisa melihat masjid ini rampung dan amalan hidup didalamnya…karena apalah artinya masjid jika tak ada amalan di dalamnya…
Dalam sebuah perenungan
Faiz
12 februari 2011
Selengkapnya...
PROKLAMIR FAIZ
Namaku Faiz As Salafi, seorang pemuda bermanhaj ahlussunnah wal jama’ah
. berwajah cerah ketika bertemu orang disertai lantunan salam dan doa merupakan kebiasaanku. Tak ada kata sedih dan kecewa dalam kamus hidupku karena semua takdir Allah adalah baik. Kata Lelah, capek sudah kubuang jauh dari perbendaharaan kataku karena usahaku ku tujukkan buat Allah sang pemilik Alam ini. Kebiasaan membantu orang merupakan ciriku, senyum adalah canda tawaku. ucapan maaf, tolong dan terima kasih adalah cara aku berinteraksi dengan orang. Bagiku makan dua kali sehari sudah cukup, membaca buku menjadi rutinitas harian yang tak akan pernah aku tinggalkan. Tak ada hari tanpa Tadabbur Qur’an menjadi Prinsipku. Pekerjaan utamaku adalah berdakwah . Berdoa sebelum beramal, Serius dalam proses dan tawakkal di akhir pekerjaan menjadi etos kerjaku. Memberikan hadiah kepada teman menjadi lambang persaudaraanku .
Selengkapnya...