rss

Selamat Datang dan terima kasih tak terhingga sudi mampir di Blog saya yang sederhana ini. Semua yang terungkap dan tertuang di sini hanyalah manifestasi dari upaya untuk mengabadikan pikiran saya dalam dunia yang santun, yang luas dan yang abadi. Seorang sastrawan besar Indonesia pernah menuturkan, menulis adalah pekerjaan yang bermatra keabadian. Sekali anda menggoreskan pena ke dalam kitab perjalanan kemanusiaan, maka Anda akan termaktub dalam kanvas sejarah dalam bingkai keabadian. Silahkan berkomentar, pembaca. Sekali lagi terima kasih sudah berkunjung. Jazakumullah khairan katsira!

DISCLAIMER:

Blog ini adalah blog pribadi saya dan tidak ada jaminan bawa tulisan di blog ini akan adil, tidak bias dan seimbang. Bersikaplah dewasa dan jika anda membutuhkan opini dari pihak lain atau pihak yang berseberangan pendapat, anda dapat mencarinya dari sumber lain. Informasi yang disediakan oleh blog ini bersifat apa adanya, tanpa jaminan dengan kepercayaan penuh pada kedewasaan para pembacanya. (Kutip dari Priyadi).

mutiara salaf

*Imam Ahmad Berkata : Masa Muda yang sesungguhnya adalah meninggalkan hobi karena ketakwaan *Imam Syafi'i : Ilmu itu di ikat dengan menulis *Dari Abu Qilabah rahimahullah, beliau berkata: “Tidak ada seseorang yang mengadakan suatu kebid’ahan melainkan suatu saat dia akan menganggap halal menghunus pedang (menumpahkan darah kaum muslimin, atau memberontak kepada pemerintah).” (Al-I’tisham, 1/112, Ad-Darimi, 1/58 no.99)'
silahkan berkomentar...

Jumat, 18 Desember 2009

SEPENGGAL DIKSAR XIII KORPS SKALA

Bismillahirrahmanirrahim

Sebelumnya saya meminta maaf kepada para pembaca Diksar Korps Skala XII Part I ( terkhusus kak Ammar, kak Nurul dan Jaya Ogawa yang sempat memberikan comment)yang seharusnya dilanjutkan pada” Diksar Korps SKala XII Part II” tapi pertimbangan kami pribadi karena mungkin ada beberapa tokoh yang tidak ingin disebutkan namanya dan beberapa kejadian yang sangat berkesan bagi kami oleh karena itu kami harap para pembaca dapat maklum dan sebagai penggantinya kami hadirkan “refleksi indoor Diksar XII korps skala” yang sebenarnya sudah lama kami tulis hanya belum sempat kami publikasikan

Sederet Salam
Ntuk para sesepuh dan para kanda yang pernah merintis dan berjuang untuk Organisasi ini
Ntuk para climber muda yang tengah berjuang mencapai puncak perjuangan
Dan Ntuk anak Adam yang baru bergabung
Salam Silaturrahim yang kusiratkan melalui pena digital dalam ungkapan salam terindah yang pernah ada di dunia ini
Assalamualaikum Warrahmatulllahi Wabarakatuh




Tak kan pernah ada habisnya kalo mau bicara tentang Skala selama di Skala masih ada para climber-climber yang berani berjuang bertindak untuk mencapai puncak perjuangan.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin masuk Skala teringat awal-awal mendaftar,tes wawancara, tes fisik,indoor hingga pengambilan nomor sebagai prosesi akhir pengkaderan di Skala dan kini saya harus bediri sebagai seorang senior bersama teman-teman yang lain dan tugasku pun berubah setiap kali Diksar,

Jika pada Diksar – Diksar yang lalu sebagai panitia maka kini untuk kedua kalinya saya ditunjuk untuk menjadi Korlap(Diksar XII lalu ditunjuk hanya sebagai pengganti Korlap), tak tahu apa yang membuat teman-teman menunjukku untuk menjadi Korlap padahal sudah saya jelaskan bahwa mungkin pada Diksar kali ini kehadiran saya tidak maksimal (dikarenakan Tugas Akhir yang mesti saya kerja, saya rasa teman-teman dapat maklum)

Dan itulah salah satu prinsip kami “ ketika jabatan itu datang bukan karena kita minta tapi karena amanah dan tanggung jawab maka seyogyanya kita tampil untuk menjalankannya karena dalam sebuah makna hadits Rasulullah bersabda :
Barang siapa meminta jabatan maka Allah akan meninggalkannya, tapi jika jabatan itu datang kepadanya bukan karena ia minta maka Allah akan menolongnya dalam melaksanakannya”
Dan itulah yang kita harapkan pertolongan Allah dalam melaksanakan amanah kita, karena ketika Allah menolong kita maka tak akan ada badai masalah yang tak bisa kita hadapi

MAKASSAR,sabtu 21 november 2009

Udara dimakassar pada saat itu Alhamdulillah sangat bersahabat walau bagi sebagian warga kota saat itu panas terik matahari sangat menyengat namun sebagai seorang yang bergabung dalam organisasi kepecintaan Alaman maka bagaimanapun kondisi alam harus disyukuri sebagai karunia Ilahi bukankah alam dan seisinya merupakan cipataan Tuhan…

Hari ini juga merupakan hari kedua outdoor skala, meski jasad ada di Makassar tapi pikiran selalu melayang-layang di jatia, nggak tahu apa ini muncul dari perasaan cinta karena kerinduan berjumpa dengan para climbers atau nafsu yang sudah tak tahan mengeksekusi peserta (para anak adam calon climber) yah bagaimanapun juga kita manusia.

Setelah asistensi tugas PA di kantor Pak Kushari di daerah ruko bilangan Makassar yakni jalan Boulevard saya pun mulai mengatur rencana keberangkatan ke Jatia, pertama-tama saya SMS kak Piping (alias fitriadi alias om ping)karena rencananya ia juga baru menyusul sore ini, setelah saling membalas sms maka disepakati kalo kita ketemuan di BPS rumah saudara Sanjaya sore ini,,,

BPS, di sore hari

Bagi anak – anak skala kata-kata BPS tidak asing lagi karena hampir semua kegiatan Skala direncanakan dan dilaksanakan di sini, seperti Buka Puasa tahun lalu,persiapan Diksar ini dan sebagainya maklumlah di situ saudara kita Sanjaya bermukim seorang diri maka tak heran jika rumah ini sering ramai oleh suara anak adam di ikuti juga deretan motor-motor di halaman rumah.

Kalo tidak salah ingat jam 5 saya tiba di BPS, disana saya dapati om Piping lagi masak mie sementara kak Chali lagi tiduran sambil nonton tv diruang tengah ,melihat kedatangan saya kak Piping tanpa basa basi berkata “sebentarpi kita berangkat sambil nunggu ana2 yang lain”. Tak lama kemudian adzan maghrib terdengar sayapun menunaikan sholat maghrib di mesjid,

Sepulang dari mesjid salah satu anggota muda febi( alias bu Haji alias Bunda) datang, kemudian ia sampaikan bahwa sekarang kak Nurul dalam perjalanan ke sini tapi hujan deras di kantornya, yah sambil menunggu kedatangan rekan –rekan yang lain kami semua bercakap-cakap ringan.

Hingga tak terasa adzan mesjid terdengar kembali menandakan isya sudah masuk,seperti begitu cepat waktu berlalu dan teringat nasehat ust.Ihsan Zainuddin (direktur Gen mirqat) “diantara tanda-tanda kiamat adalah berlalunya waktu tanpa terasa”dan inilah yang terjadi , seperti Diksar kali ini bukanlah Diksar Kemarin walau prosesnya sama tapi torehan amal kita yang berbeda setiap berlalunya waktu.

BPS ba’da isya..

Usai sholat isya,sudah mulai banyak senior-senior yang datang seperti : kak Seto, kak lala, kak Dwi dan kak Nurul dan setelah bersiap-siap perjalanan ke Jatia di mulai, tunggu kami….para climber muda..!

PATUNUANG di malam hari..

Pengatur waktu di Hpku menunjukkan pukul 10 malam dan kami semua Alhamdulillah sampai juga di patunuang, setelah memarkirkan kendaraan di rumah warga perjalanan ke jatia di lanjutkan dengan menerobos gelapnya hutan dimalam hari dan mensusuri sungai yang sudah mulai kering karena musim kemarau berkepanjangan yang menimpa Sulawesi Selatan. Oh iya diperjalanan tadi kami bertemu Tata marrang (seorang Tata yang tinggal di Jatia, orangnya awet muda seingat saya wajahnya tak pernah mengalami perubahan dan itu juga yang dikatakan kanda senior sewaktu bercerita tentang Tata ini)

JATIA dalam selimut malam…

Pukul 23.30 saya dan kak lala tiba di jatia lebih dulu dibandingkan rekan yang lain, disana para panitia sedang membuat lingkaran diskusi (yang jelas bukan lingkaran setan) dan sudah menjadi tradisi di Skala kalo ada teman yang datang maka akan di sambut seolah-olah sudah lama tak jumpa, padahal tiap hari ketemu apalagi kalo yang datang sama saya ada seorang kanda(kanda = satu tingkatan di bawahnya sesepuh..he he he)maka sambutannya akan lebih wah lagi.

Setelah bercakap ringan dengan para rekan sayapun langsung menuju ke sungai disana sudah ada Rizal, Irfan dan Kak Ammar yang lagi memberikan arahan, nasehat tentang KMTS (kalo dijadwal disebut doktrin) kondisi peserta pada saat itu beraneka ragam salah seorang peserta bernama Bintang (peserta asal pinrang)lagi merinding kedinginan sambil memegang tangan temannya yakni mifta(peserta asal pinrang juga), sementara laode(peserta asal tenggara) bagaikan batu karena wajahnya tanpa mimik dan ekspresi seolah – olah tidak merasakan apa-apa, sementara yang lain tampak serius memperhatikan , nda tahu apa betul-betulji atau takut direndam….?

Usai dari sungai para peserta di arahkan kembali menuju camp mereka,ketika melihat camp peserta saya merasa heran karena di camp mereka terdapat tenda bulan padahal seingat saya yang namanya peserta harus membuat bifak maka sayapun bertanya pada Korlap (ade dan icang ).

Setelah mendapatkan penjelasan sayapun mulai faham kenapa bisa begitu maka terinspirasi dari idenya Kak Lala untuk mengajarkan para peserta bagaimana cara membuat Bifak kami Korlap mulai melatih peserta hingga tahap batas akhir kemampuan manusia dimana mereka harus membuat bifak yang standar ISO 90001:2000, pertama-tama waktu mereka diberi waktu 6 menit tapi rupanya bifak yang mereka buat tidak memenuhi standar maka langsung saja di Bongkar setelah itu kami berikan waktu 4 menit untuk membuatnya kembali,

Hal ini kami sengaja bukankah dalam ilmu psikologi diajarkan dengan praktek kita mampu menyerap ilmu hingga 60 %, sisanya lewat melihat dan mendengar dan juga dalam kondisi seperti ini watak asli para peserta sudah mulai tampak dengan jelas, ada peserta yang hanya bisa menyuruh, ada peserta yang berdiam kedinginan meratapi hidupnya, ada yang sok sibuk dan satu pelajaran buatku mungkin kalo saya berada pada kondisi seperti itu termaksud kategori mana..?dan ini patut di jadikan pelajaran karena Abdullah bin Mubarak pernah berkata kepada muridnya
“ jika engkau mau mengetahui watak seseorang maka lakukanlah perjalanan bersamanya karena pada waktu itu sifat asli manusia akan tampak”
dan benarlah perkataan ini terkadang kita menganggap teman baik di Kota tapi ketika melakukan perjalanan alam terbuka sifat manusiawinya mulai jelas hingga kita terperangah melihatnya, tapi apa yang dikatakan kak Syamsul sudah cukup menjadi alas an bijak menghadapinya
“jika engkau melihat temanmu melakukan kesalahan maka yakinlah ia bukan setan yang akan senantiasa melakukan kesalahan, begitu pula ketika engkau melihatnya melakukan kebaikan maka sadarilah ia bukan malaikat yang senantiasa melakukan kebaikan tapi ia adalah manusia biasa yang cenderung melakukan kebaikkan dan kesalahan,
ingatlah manusia Allah ciptakan untuk menjadi cermin bagi yang lain, sifat buruk yang ia miliki sebenarnya bibitnya ada pada dirimu tapi Allah tampakkan sifat itu lewat dia agar engkau tidak berbuat seperti itu maka bersifat bijaklah dalam kehidupan ini..”


Itulah sepenggalan nasehat kak Syamsul di awal-awal saya ikut tarbiyah, kini beliau sedang lanjut di ma’had aly arroyya di jawa dan saya sangat rindu padanya.
Oh iya kenapa jadi bicara kak Syamsul yah, baiklah kembali ke Jatia seusai mengajarkan cara membuat bIfak kami Korlap kembali ke camp panitia disana sudah ada Bang Udhin(angkatan diksar XI) dan Salma (ang. DIksar XII)yang lagi membuatkan makan malam buat kami tadi yang baru datang dari Makassar.

Setelah makan malam breifng malam dimulai tentunya setelah membangunkan Budi sang Korlap Muda (angk. Diksar XII) karena dia tadi yang mengikuti peserta dari awal kegiatan hingga saat ini (tentunya panitia yang lain tetap ikut).
Pada saat briefing sedang dilaksanakan Kak Lala dan beberapa anak – anak menuju camp peserta untuk memberikan arahan tentang kode etik pecinta alam, kasihan sekali peserta mungkin saat ini dipikiran mereka, kapan pagi yah..atau..kapan semua ini berakhir.,,.,.??dan itulah kehidupan kita harus sabar mengahdapinya karena tidak ada yang abadi kecuali Allah, sebagaimana dalam sebuah syair
Bagaimanapun cinta kita pada malam hari
Tapi ia harus hilang ketika matahari mulai menampakkan cahayanya di ufuk timur
Begitupula sebagaimanapun cinta kita kepada siang hari
Tapi ia harus hilang ketika gelapnya malam mulai merambat


Seusai briefing malam banyak anak-anak yang masuk ke tenda untuk beristirahat, sementara saya,iccang dan Irfan(ketua Korps Skala yang baru)berdiskusi ringan hingga pasukan malam mulai melemparkan panah kantuknya dan tepat mengenai sasaran yakni mata kami..

JATIA SEPEREMPAT MALAM TERAKHIR..
Kondisi badan yang baru melakukan perjalanan ingin rasanya larut dalam mimpi dibuai selimut hutan yang begitu dingin, tapi alarm Hpku terdengar nyaring dalam hutan yang begitu hening sehingga membuat tangan ingin rasanya mematikan lalu lanjut tidur lagi,

Tapi seperti terdengar suara “ sadarlah faisal kamu ini Korlap segala sesuatu yang terjadi dilapangan adalah tanggung jawabmu jangan kamu pikir kamu hanya memberikan arahan dan eksekusi saja kepada peserta tapi semua adalah tanggung jawabmu termaksud settingan waktu dalam kegiatan” maka setelah mendengar suara yang tak tahu dari mana sumbernya badan ini mulai kupaksakan bangkit dan kulihat jam sudah jam 04.10 wah……terlambat nih, itulah perasaan yang pertama kali terbesit dalam hatiku..

Dan kulihat belum ada rekan panitia yang bangun terlebih lagi peserta maka dengan segera saya membangunkan beberapa panitia dan selanjutnya ke camp peserta untuk memberikan arahan agar menunaikan sholat subuh yang tidak lama lagi masuk….

JATIA di Subuh Hari…

Usai mengumandangkan adzan, sholat subuh kami mulai bersama beberapa orang panitia kalo nda salah ingat yang ikut waktu itu :iccang (alias Syamsudin alias itting), Nawir (ang. Diksar XII) dan Iftita (Ketupat Diksar) sementara peserta sholat di camp mereka.

Usai kami sholat subuh terdengar suara Om piping yang lagi membangunkan panitia hingga merasa jenuh +bosan karena hanya beberapa orang saja panitia yang bangun maka keluarlah kata-kata om yang membuat lompat panitia dari tendanya, kalo nda salah ingat isi kata-katanya “Kalo tidak ada yang bangun dalam hitungan ketiga semua tenda saya bongkar”wah rupanya tidak lama kemuadian banyak panitia yang keluar (tetap semangat om memberikan arahan pada keponakkan2ta ..he he he)

Saat kak Piping membangunkan panita kami Korlap menuju ke camp peserta disana sudah ada peserta yang baru selesai sholat, tanpa basa basi peserta kami arahkan menuju sungai dan rupanya kak Lala serta kakanda yang lain ingin melakukan evaluasi atas materi kode etik pecinta alam yang disampaikan semalam maka kami mengarahkan peserta menuju ke bibir sungai tempat yang akan digunakan untuk evaluasi..

TIGA PULUH MENIT sebelum pengukuhan

Saat itu cahaya matahari sudah mulai merambat di hutan jatia dengan begitu cepat sehingga membuat panitia untuk bersegera malakukan gladi kotor pengukuhan sementara itu para kanda lagi melakukan evaluasi pada peserta dengan cara Skala(yang jelas bukan soal jawab kayak dikampus setelah itu dikumpul) .

Setelah melakukan gladi kotor sebanyak dua kali kami Korlap melapor kepada para kanda bahwa pengukuhan sudah siap dilaksanakan dan tak lama para peserta kami arahkan menuju lokasi pengukuhan anggota muda yang tentunya ala Skala lah..

Pengukuhan dipagi hari itu sangat khidmat, kondisi fajar yang baru saja manyising di sertai alunan suara alam yang hanya bisa didengar oleh orang-orang yang berada di alam menambah khidmatnya suasana pada waktu itu, tampak wajah wajah yang bahagia, lepas dan plong yang ditandai dari senyuman peserta bahkan Laode yang sebelumnya tanpa mimik kini mulai merekahkan senyumnya dan untuk sekali lagi saya teringat pengukuhanku dan khusus teman seperjuanganku Salam rinduku padamu……

Seusai pengukuhan dan foto bareng maka kamipun sarapan dan packing barang selanjutnya Pulang tentunya setelah pamit kepada Tata…
Dan menutup tulisan yang sederhana ini tentang “sepenggal Diksar XIII Korps Skala” saya ingin sampaikan apa yang pernah dikatakan Mario Teguh :
“Penderitaan bukan lah hasil dari sebuah penderitaan.
Bila semuanya mudah, maka tidak ada hasil yang bisa disebut keberhasilan.
Sadari lah bahwa seruling yang melantunkan kemerduan suara surgawi itu - berasal dari buluh bambu yang disayat oleh pisau yang tajam dan dilubangi oleh batang besi yang membara.”




Pondok Cinta Tamalanrea, 3 desember 2009

Ichalfaiz45@yahoo.co.id




Selengkapnya...

Minggu, 13 Desember 2009

Kisah Seorang Pendaki

Suatu ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap melakukan perjalanan. Di punggungnya, ada ransel carrier dan beragam carabiner(pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang disusun melingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini cukup berat,persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap


Kini, di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi. Puncaknya tak terlihat, tertutup salju yang putih. Ada awan berarak-arak disekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang tersembunyi didalamnya. Mulailah pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di hadapannya. Tongkat berkait yang di sandangnya, tampak menancap setiap kali ia mengayunkan langkah.

Setelah beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yang terjal. Tak mungkin baginya untuk terus melangkah. Dipersiapkannya tali temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki dengan tali temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan,tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas. Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka.

Longsoran salju tampak deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru angin yang membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding.

Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah,tali-temali dan pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu. Semua perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya.

Kini ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur, karena semuanya tampak memutih. ia tak tahu dimana ia berada. Sang pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus bergumam, berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya.

Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak terdengar suara dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. “Potong tali itu…. potong tali itu. Terdengar senyap melintasi telinganya. Sang pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan? Apakah suara ini adalah pertolongan dari Tuhan?

Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal? Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu? Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa…

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak membeku,dan tampak telah meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya berjarak 1 meter saja….

***

Sahabat, mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya pendaki itu, yang tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan tindakan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnya. Pendaki itu tentu akan bisa selamat dengan membiarkannya terjatuh ke tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati kedinginan karena tali itulah yang justru membuatnya terhalang.

Begitulah, kadang kita berpikir, mengapa Sang Pencipta tampak tak melindungi hamba-Nya? Kita mungkin sering merasa, mengapa ada banyak sekali beban,masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan kehidupan ini.
Kita sering mendapati ada banyak sekali badai-badai salju yang terus menghantam tubuh kita. Mengapa tak disediakan saja, jalan yang lurus,tanpa perlu menanjak, agar kita terbebas dari semua halangan itu?

Namun sahabat, cobaan yang diberikan Sang Pencipta buat kita, adalah latihan,adalah ujian, adalah layaknya besi-besi yang ditempa, adalah seperti pisau-pisau yang terus diasah. Sesungguhnya, di dalam semua ujian, dan latihan itu,ada tersimpan petunjuk-petunjuk, ada tersembunyi tanda-tanda, asal KITA PERCAYA.
Ya, asal kita percaya.

Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, sehingga mampu membuat kita “memotong tali pengait” saat kita tergantung terbalik? Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, hingga kita mau menyerahkan semua yang ada dalam diri kita kepada-Nya?

Karena percaya adanya di dalam hati, maka tanamkan terus hal itu dalam kalbumu.
Karena rasa percaya tersimpan dalam hati,maka penuhilah nuranimu dengan kekuatan itu.

Sahabat-ku, percayalah, akan ada petunjuk-petunjuk Sang Pencipta dalam setiap langkah kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa percaya itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah percaya, maka petunjuk itu akan datang dengan tanpa disangka.

Selengkapnya...

Untuk Para Pelanjutku dalam Perjuangan

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang menciptakan tangan ini untuk menulis dan dengan disaksikan oleh para malaikat yang senantiasa beribadah padanya tiada henti hingga hari akhir
Dari seorang anak Adam Faiz untuk adik-adikku yang saat ini mendapatkan amanah dan tanggung jawab”tongkat estafet” perjuangan organisasi kita tercinta

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Mungkin ini cara terbaik bagiku untuk menuliskan beberapa pesan kepada kalian para kembang mawar KMTS yang beberapa saat lagi akan mekar dalam taman organisasi di kampus hitam ini, sadar atau tak sadar kita bukan saudara apatah lagi keluarga tapi kita di ikat oleh ikatan emosional sebagai seorang anak sipil yang berkarir di Skala dan seorang muslim yang hidup di dunia. Oleh karena itu merupakan tradisi para pemimpin atau pendahulu islam untuk memeberikan pesan / wasiat kepada para pengganti mereka baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Sengaja tidak ku sampaikan dengan lisan karena ku sadari hijab yang ada antara kita bahkan melalui tulisan saja saya masih khawatir akan terkena fitnah bukan karena saya merasa sok suci tapi saya harap kalian maklum karena itulah konsekuensi atas amalan ilmu hijab yang telah kami pelajari bukan untuk membatasi pergerakkan kita tapi untuk membatasi hembusan –hembusan syetan karena bagaimanapun kondisinya kita adalah manusia biasa yang cenderung mengikuti hawa nafsu sebab dalam islam bukan menghilangkan nafsu tapi menahan nafsu sebagaimana kalam Allah dalam surat annaziat ayat 40 -41

“Dan orang-orang yang takut kepada Tuhannya dan menahan nafsunya maka kami balas dengan jannah”

juga kata para ulama
” hikmah adanya nafsu yang pertama agar manusia bisa berkembang biak dan juga sebagai pembanding anatara kenikmatan di dunia dan di akhirat”

walaupun terkadang mungkin kalian melihat saya agak longgar karena saya juga manusia biasa tapi minimal ada semangat dan perjuangan untuk menjaganya
Adik-adikku tidak ada yang lebih mengenal kita lebih dari diri kita kecuali Allah Azza Wajalla, oleh karena itu kuwasiatkan kepada kalian
1.Bertakwalah kepada Allah baik kalian sendiri maupun di kumpulan banyak orang karena sebaik-baik bekal adalah ketakwaan dan ujian ketakwaan adalah ketika kita sendirian, apakah disaat itu Allah lebih kita ingat atau yang lainnya

2.Gapailah Jannah Allah melalui Skala, niatkan bahwa apapun yang kalian lakukan di Skala sebagai ibadah kepada Allah karena defenisi ibadah bukan hanya sekedar Sholat, Zakat atau puasa karena segala sesuatu tergantung pada niatnya bukankah Rasulullah telah bersabda “Innamal a’malu bin niat” yang artinya segala amalan tergantung niatnya. Tak jarang pekerjaan dunia di pandangan kita tapi jika di niatkan karena Allah akan menjadi amalan soleh walau jujur perkara ini sangat berat karena ini merupakan ujian hati tapi jika kita berusaha Insya Allah ALLAH akan menolong kita sebagaimana Kalam Allah

”barang siapa yang bersungguh – sungguh mencari jalan kami maka akan kami tunjukkan jalan – jalan menuju kami”.

Adik-adikku keberhasilan kegiatan yang kita lakukan bukan di lihat dari mewah atau jumlah orang yang hadir tapi ketika niat kita lurus dari awal,pertengahan hingga akhir sehinnga kita dapat berbuat sesuatu yang berguna bagi kita bermanfaat bagi orang lain dan berarti bagi akhirat kita


3.Adik-adikku tetaplah semangat dalam menjalankan dunia organisasi ini jangan pernah sedih ketika kalian merasa seolah-olah seorang diri karena jika semangat kalian penuh maka semangat anggota yang lain hanyalah setengah, so tetaplah semangat

4.Ikutlah program pengajian, tarbiyah atau apa saja kajian yang bersifat agama .lalu kenapa kita mesti tarbiyah? karena kalau kita belajar dari sejarah maka betapa banyak manusia hebat dan cerdas di dunia yang lahir tapi menjadi perusak dunia hal ini sebagian besar dikarenakan Murabbi(pendidik-pendidik)mereka bukan orang soleh sehingga dengan kecerdasan dan keberaniannya mereka menghancurkan dunia seperti Hitler, Stenlin,Untung dan lainnya , saya yakin kalian tidak kalah hebatnya dengan mereka karena kalian adalah orang yang berjiwa besar dan cerdas buktinya kalian ikut berkecimpung dalam SKala dimana di Skala ada peraturan-peraturan yang hanya bisa di taati oleh orang-orang yang berjiwa besar dan hanya remaja cerdas saja yang bias mengimbangi waktunya sebagai mahasiswa dan sebagai aktivis sehingga sangat saying kalau potensi kalian miliki tidak dibimbing oleh orang-orang soleh.


5.Senantiasalah berdoa kepada Allah terutama di saat malam hari untuk meminta apa saja kebaikan yang kalian inginkan baik di dunia maupun di akhirat, karena doa inilah yang membedakan kita dengan orang kafir karena orang kafir hanya bekerja sementara kita bekerja sambil berdoa bukankah Rasulullah bersabda
”Allah marah kepada hamba-hambanya yang tidak berdoa” dan dalam hadits lain “Allah malu kepada hambanya yang mengangkat tangannya lalu ia tidak mengabulkannya”.

Adik-adikku mungkin terkadang kita merasa jenuh kenapa doa kita tidak di kabulkan tapi sadarlah itulah cara syetan laknatullah a’laih menggoda hamba-hambanya karena doa seorang hamba hakikatnya tidak pernah di tolak tapi di bagi menjadi tiga: pertama Allah langsung mengkabulkannya di dunia, kedua Allah mengganti doa tersebut dengan sesuatu yang lebih baik seperti terhindarnya kita dari kecelakan yang dimana bisa jadi itu karena doa kita dan ketiga itulah yang kita harapkan yaitu Allah tunda doa kita hingga di hari kiamat yang berupa tabungan amalan-amalan kebaikan

6.Jangan pernah bangga atas sanjungan dan sedih karena kritikan yang datang kepada kalian Karena sanjungan yang datang kepada kita merupakan cara Allah menyembunyikan keburukkan-keburukkan kita karena seandainya mereka tahu apa yang kita lakukan di saat kita menutup pintu rumah pasti mereka akan melempari wajah kita dengan kotoran. Dan janganlah sedih atau kecewa ketika kalian mendapatkan kritikan tapi jawablah kritikan mereka dengan perbaikan diri.


Adik-adikku mungkin sampai disini dulu beberapa pesan yang dapat saya sampaikan dan saya banyak beristigfar kepada ALLAH jika dalam tulisan ini ada yang melanggar dari syariatnya dan saya memohon maaf kepada kalian jika selama kita bertinteraksi ada kesalahan yang tidak kalian senangi dan apapun kesalahan kalian telah saya maafkan jauh sebelum kalian meminta maaf. dan saya tutup pesan ini denga perkataan yang penuh hikmah dari seorang khalifah islam, seorang pemuda yang mampu merubah dunia dalam waktu dua tahun lebih lima bulan dialah Umar bin Abdul Azis:

“Kita ini adalah penduduk kampong akhirat, keturunan dari orang-orang yang sudah mati dan saya heran kenapa ada mayat yang menulis surat kepada mayat”

Subhanakallahumma wabi hamdika asyhadu ala ilaha illa anta astagfiruka wa a’tubu I’laih

Di kota perjuanganku “Makassar,1 juli 2009.


Alfaqir-Faiz

Selengkapnya...

Senin, 07 Desember 2009

Diksar Korps Skala XII Part I

Jum’at 24 April 2009
Sudiang

Sesuai hasil rapat pada hari rabu kemarin 22 April 2009 di putuskan bahwa peserta dan panitia berkumpul di rumah saudara Jaya pada pukul 09.00 Wita, tapi rupanya budaya ngaret tak bisa lepas dari budaya kita entah apa ini sudah menjadi kultur atau kebiasaan buruk yang belum terobati karena hingga pukul 10.00 panitia dan peserta masih 30 % yang ada dilokasi pemberangkatan,kita semua tak tahu kapan ini bias berubah yang jelas pemberangkatan Diksar kali ini sangat terkendala dari Intern yang boleh dibilang tidak termenej dengan baik dan menurutku ini harus di akui agar bisa mennjadi pelajaran kedepan bagi kita semua.


Mesjid BPS

Sewaktu sholat jum’at di mesjid saya melihat Kak Ammar berada di shaf belakang yang kemarin baru datang dari Palu, kami semua tidak tahu apakah kedatangan Kak Ammar untuk Diksar atau ada urusannya yang mendadak karena selain Diksar kemarin(dua pekan yang lalu) sewaktu Indoor dia juga datang dari Palu dan dengan kondisi yang sama tanpa ungkapan tentang tujuannya datang ke Makassar tapi yang jelas kedatang Kak Ammar secara khusus dan Kanda-kanda senior secara umumnya di samping kami selalu menjadi motivasi kami untuk tetap berkarir dan berjuang di Skala

pemberangkatan peserta

Setelah menunggu kedatangan peserta dan panitia kira- kira jam dua (kalo saya tidak salah ingat )kami dan peserta berangkat menuju Jatia tentunya saja setelah mengecek perlengkapan mereka . perjalanan dengan menggunakan sepeda motor bersama Yahya membuat saya dapat melihat pemandangan jalan poros Makassar –Maros dengan jelas hingga tak terasa kami tiba di Patunuang. Setiba di Patunuang Kak Ammar menyuruh saya dan Rizal untuk membongkar perlengkapan panitia yang ada di dalam Cariel dengan alasan sebagai pelajaran buat panitia khususnya yang terlambat agar bisa konsisten dengan jadwal “masa di sms jam 9,jo sekarang panitia hanya lima orang yang ada dilokasi” kurang lebih begitulah ungkapan Kak Ammar !


Agar pembongkaran barang panitia tak terlihat dihadapan peserta Kak Ammar menyuruh saya memberikan arahan kepada peserta dengan jarak yang berjauhan ,arahan ringan pembuka Diksar saya sampaikan dan setelah mendapatkan kode dari Rizal arahanpun saya cukupkanselanjutnya kami semua masuk ke Bislab kecuali icang dan Ani (nama kesayangan Bundrang) yang diamanahkan untuk menunggu ana-ana yang lain diluar.

Kini Saya dan Rizal jalan duluan sementara Kak Ammar, Ardi dan Yahya jalan bersama peserta oh,iya kami lupa sampaikan kalo jumlah peserta sebanyak 10 orang dan inilah mereka orang-orang terpilih dari 54 pendaftar skala..(wah sedikit amat yang lolos ) tapi bagi Skala bukan kuantitas yang prioritas tapi Kualitas Kader yang lebih utama.

nih dia para pesertanya...
Setiba dijembatan yang pernah digunakan camp pertama pada diksar lalu(diksarnya Nawir dan ica) saya dan Rizal menuanaikan sholat ashar dan setelah sholat sambil menunggu kedatangan peserta kamipun berdiskusi ringan tentang berbagai masalah sepuluh menit kemudian kami melihat Yahya dan peserta datang dari arah hilir sungai rupanya mereka lagi praktik Susur Sungai .


Dan baru tantangan alam pertama ini sudah tampak kerut kening di wajah peserta apalagi ketika mereka harus menyebrang sungai padahal saat itu arus sungai deras dan mereka tidak kami berikan tali/webbing dan sejenisnya , tapi hasil membuktikan bahwa mereka berhasil melewatinya walaupun ada peserta yang terbawa arus , itulah dia Maya seorang peserta yang mengingatkanku pada Kak Qory bukan maksud membuat kesetaraan tapi itulah karena kalau dilihat dari Body dan Jabe-jabe yang kurang lebih mereka memiliki kesamaan .

peseta lagi sholat ashar
Setelah peserta berkumpul kami langsung memberikan Instruksi untuk memanfaatkan waktu yakni dengan mengerjakan sholat.Usai Sholat Ashar peserta kami ajak untuk Caving. Gua yang kami akan masuki kali ini berada dekat jalan Poros Patunuang berdekatan dengan tempat yang digunakan iczng untuk nunggu ana-ana. Kak Ammar menyurh saya berjalan duluan untuk mengecek kondisi Gua, sebelum ke Gua saya sempatkan diri untuk ketemu icang dan rupanya Icang telah memacking kembali peralatan yang telah di bongkar tadi dan dia berniat untuk masuk kedalam membawa perlengkapan tapi saya sarankan untuk menunggu panitia yang lain hal ini dikarenakan agar menjadi pelajaran dalam kegiatan kedepannya.

bang Udin dan rakan2 yg lain datang
Tak lama kemudian Tri Angels Skala(Inchi,Cia,dan Rini) bersama Udin,Irfan dan tessa datang seperti biasa setelah bertegur sapa sejenak sayapun melanjutkan kembali perjalanan ke Gua. Ditengah perjalanan saya kesusul oleh Rizal dan peserta sehingga yang seharusnya saya jalan duluan sekarang kami jalan bersamaan ke Gua. Sesampainya di mulut Gua rupanya air dalam gua sangat tinggi (mungkin mencampai 3 meter atau bahkan lebih) dan yang membuat kami berdiskusi apakah peserta lewat mulut Gua atau langsung lewat atas sebagai jalur alternatif masuk kedalam Gua.

Kak Ammar saat mengecek (semangat kak Ammar)

Dengan analisa SWOT yang sederhana kami memutuskan untuk masuk lewat Mulut Gua dan dari “genangan air” ini perjalanan kami mulai , setiap tantangan membuat peserta semakin akrab hal ini terlihat saat mereka saling bergandengan dan menyenteri untuk memberi penerangan bagi rekan mereka yang tidak membawa senter dan setelah memberikan penjelasan tentang Gua kami memutuskan untuk kembali ke luar mengingat waktu maghrib sudah dekat padahal kami belum sampai di ujung Gua hal ini dikarenakan adanya hambatan berupa Tebing dan waktu yang mepet
Sesampai dimulut Gua kami melihat Ardi lagi termenung (yang jelasnya tidak mangap) menunggu kami seorang diri (sungguh sabar anak yang satu ini) dan tanpa banyak beristirahat dimulut gua kamipun langsung kembali ke Jembatan dan disana yahya sama seperti Ardi lagi menunggu kami denganpenuh tanggung jawab seorang diri ditemani oleh nyanyian hutan dan cariel peserta.
Usai melaksanakan sholat maghrib secara berjamaah dengan peserta, perjalan ke bislab kami lanjutkan dan saya sebagai panitia perintis berjalan di depan diikuti oleh kepala Suku dan rombongan. Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, kami sudah hamper sampai di lokasi Camp pertama hal ini di tandai dengan kedatangan jaya(Korlap pengganti musafir) dan udin yang menyambut kami dan memberikan info bahwa lokasi Camp sudah hampir sampai. Sebagai seorang kakak yang” baik “dan panitia yang” perhatian “kepada peserta kamipun mencek kembali perlengkapan mereka dan mencari kesalahan-kesalahannya selanjutnya kami berikan “hadiah”
Bislab malam
Dilokasi camp sudah ada bundrang,Icang,dan ana-ana yang lain sedang ketawa-ketiwi yang ngak jelas dan ketika bergabung tanpa terasa sayapun terbawa arus dengan canda tawanya apalagi di pandu oleh Tesa dengan gayanya yang mirip Tukul, saya sengaja datang duluan ke lokasi Camp sementara kak Ammar lagi memberikan arahan kepada peserta ditempat kami bertemu dengan Jaya.

Jaya sang Korlap lagi beri intruksi (keren toh)

ketertawaan kami tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara jaya yang lagi bentak-bentak peserta dan dengan “senyuman” yang khas kamipun menyambut mereka kurang lebih dua jam dan sebagai manusia yang memiliki rasa kasih sayang terhadap sesame maka peserta kami persilahkan “mandi “ agar badan mereka tak bau dan “berolahraga” guna menghangatkan badan dalam kondisi hutan yang dingin serta memberikan mereka waktu ISHOMA.

Setelah agenda bersama peserta, saya kembali ke Cam dan menyantap makanan yang disediakan oleh rini,Inchi,Cia dan Bundrang dan selanjutnya kami memulai Breifing yang dipimpin langsung oleh Iccank dengan agenda” evaluasi kegiatan hari ini dan apa rencana kegiatan besok” .Usai briefing kami semua berangkat ke peraduan.

Bislab, sabtu 25 April 2009



Udara hutan yang begitu dingin membuat mata ini tak ingin terbuka tapi mengingat peserta yang “kedinginan” maka saya paksakan untuk beranjak dari peraduan dan rupanya panitia yang lain sudah banyak yang bangun dan kami kasihan melihat peserta yang” kedinginan”maka kami berinisiatif untuk mengajak mereka “berolahraga” kembali dan setelah badan mereka hangat kami mengajak mereka “Mandi”juga memberikan mereka waktu untuk sholat Subuh serta packing barang mereka karena pada pikul 06.00 kami akan melanjutkan perjalanan ke Jatia.

wajah panitia baru bangun

Pukul 06.00 perjalanan kami mulai dengan strategi perjalanan secara terpisah dimana setiap kelompok didampingi oleh seorang panitia dan Qadarallahu saya diamanahkan untuk mendampingi kelompok satu yang orang-orangnya terdiri dari :Maya (peserta paling Jabe),Diah (ngak jelas orangnya sering ngelamun) dan Ardi alias Sugali alias “Mangap 3” perjalanan kami mulai. Dan benar kalo saya katakana Maya mirip Kak Qory karena selama perjalanan dia paling banyak ngomongnya dan tidak mau jalan di belakang sementara Diah selalu ngelamun ndak jelas sedangkan Sugali dengan muka culun+begonya berjalan di belakang kedua temannya.
Ditengah perjalanan kami kesusul Kak Tarich,Ucu dan Kak Sumegol yang lagi jogging pagi dengan rute Bislab – Jatia(ndak tahu lagi jogging atau lagi mengenang masa lalu karena di Skala mereka terkenal sebagai orang kuat). 20 menit setelah bertemu mereka kami sampai juga di Jatia dan peserta kami persilahkan untuk mandi dan “mencicipi makanan Hutan” karena makanan yang dibawa harus di “tabung”berhubung waktu mereka masih lama di Hutan sementara Ransum yang dibawa sangat kurang makanya Panitia dengan rela hati menjadi “BANK RANSUM”walaupun tanpa honor dengan syarat Ransum juga tidak berbunga
Setelah peserta merasa “kenyang” dan rekan-rekan panitia sudah banyak yang tiba di Jatia agenda pun kami lanjutkan dengan rencana awal yakni Navigasi tapi baru jalan beberapa waktu Agenda berubah mengingat waktu dijam menunjukkan jam setengah sembilan maka kami ber musyawarah singkat dan diputuskan untuk terlebih dahulu Caving di Gua Tikus-Tikus yang di lanjutkan Navigasi dengan rute Passikalling-Jatia.


Selengkapnya...

Refleksi Di Balik Indoor Korps Skala

Sudiang 10 April 2009

Hari ini hari kedua prosesi Indoor pengkaderan korps Skala, semalam 09/04/2009 kediaman Saudara kami Sanjaya tampak ramai di banding hari biasa karena disinilah kegiatan Indoor dilaksanakan selain diisi oleh kehadiran para peserta dan pengurus Korps Skala juga dimeriahkan oleh kehadiran Kanda-kanda tercinta Seperti : Kak Ammar(kemarin tiba dari Palu),Mispa (yang baru datang dari Bone),Setiawan,Tarich,Qory(dengan Jilbab barunya),Ucu,Seto dan Kanda-kanda lainya.


Peserta indoor kali ini tinggal 14 orang padahal sewaktu pendaftaran jumlah pendaftar mencapai 54 orang dan sudah banyak yang tereleminasi baik karena kebijakan keluarga Korps Skala maupun fisik dan mental peserta yang tidak sanggup mengikuti tes yang dilaksanakan

Saat ini jam menunjukkan pukul 14.50 Wita dan peserta lagi menyimak materi yang dibawakan oleh kanda AMMAR tentang Caving, sesekali terdengar suara tawa dari ruangan materi dan tampak sekilas semangat para peserta menyimak materi Caving(nda tau semangat betul atau takut di suruh Set kalo ngantuk) sementara di ruang tengah aneka macam kegiatan dilakukan panitia ada yang nonton TV ada juga yang tidur di atas sofa.”Semoga Kebersamaan Ini dapat Terus Kita Pertahankan”.



Selengkapnya...

Kamis, 03 Desember 2009

HIMPUNANKU...DALAM RELUNG WAKTU


Suara salah seorang Putra KMTS PNUP

Tiada berguna ilmu kita ketika tidak diamalkan
Hakikat ilmu adalah untuk diamalkan bukan untuk ditampung dan dibiarkan meluap bagaikan air dalam bejana yang selalu diisi tanpa di keluarkan



Hari ini sebuah pelajaran penting untukku, bahwa waktu tidak dapat kembali dan setiap waktu berganti maka beban kita akan berganti dan merugilah diri kita ketika waktu kita yang ada saat ini tidak kita manfaatkan karena itu berarti sedetik kemudian beban kita bertambah padahal jika kita dapat menunaikan beban kita sedetik yang lalu , aku yakin kita pasti akan menjadi kaya dengan bersilihnya waktu dan bergantinya beban kita

Suatu hal yang pasti bahwa waktu pasti berlalu, tapi merupakan tanda tanya besar apakah kita bisa memanfaatkan waktu kita ini, minmal untuk hal-hal yang dapat bermanfaat bagi diri kita.

Terkadang kita terjebak dalam kondisi jiwa yang menginginkan kita untuk menjadi parasit dalam sistem kehidupan ini tapi ketika kita terbangun dari mimpi kemanjaan dan mencoba berdiri untuk meninggalkan ranjang angan-angan maka akan kita dapatkan sebuah kenikmatan yang tak bisa di rasa kecuali oleh orang- orang yang bangun

Saudaraku................!

Kini Himpunan tempat kita berteduh tengah menghadapi sebuah fase anti klimaks dari perjalanannya sebagai sebuah lembaga kemahasiswaan andaikan ada saja putranya yang mampu menuliskan perjalanan hidp lembaga kita ini dalam bentuk sebuah ensklopedia dari awal berdirinya hingga saat ini dengan segala kecamuknya atau kita ajak berdiskusi rekan keluarga dari berbagai angkatan (dan itulah yang kami lakukan)pasti akan kita simpulkan bahwa saat ini kita berada di fase anti klimaks dari sebuah kejayaan yang selama ini kita dengungkan dan banggakan

Saudaraku..........!

Jangan pernah tanyakan mungkin ini sudah saatnya,mungkin ini sudah waktunya himpunan terkekang karena dahulu pernah jaya. Karena WAKTU, MASA atau apalah namanya bukanlah sebuah aturan untuk menentukan ketidak inian dan ketidak ituan,,,. Karena waktu hanya sebuah rangkaian detik yang tak bisa kita salahkan .Oleh karena itu tidaklah salah kalau dalam ungkapan syair dikatakan :

Burung hidup dengan angin tapi tak jarang karena angin burung menghadapi masalah
Ikan hidup denga air tapi tak jarang karena air ikan mengalami masalah
KMTS hidup dengan masalah dan karena masalah KMTS semankin eksis


Wahai saudaraku mari kita merenung mencari sebuah hakikat untuk sebuah ikatan yang hanya bisa dirangkai dengan jemari persaudaraan.

Di bumi nan indah Tamalanrea, 1 juni 2009
ichalfaiz45@yahoo.co.id
Selengkapnya...

Doa seorang sahabat..


Ya rabb....jika aku jatuh cinta cintakanlah aku pada seorang yg melabuhkan

cintanya pada-MU,agar bertambah kekuatanku untk memcintai-MU.

Ya muhaimin....jika aku jatuh cinta,jagalah cinta ku padanya,agar tdk melebihi cintaku pada-MU

Ya allah....jika aku jatuh hati,izinkahlah aku menyentuh hati seseorang

yg hatinya tertaut pada-MU,agar tdk terjatuh aku dalam jurang cinta semu.


Ya rabb....jika aku jatuh hati,jagalah hati ku padanya agar tdk berpaling pada hati-MU.

Ya rabbul izzati......jika aku rindu,rindukanlah aku pada seseorang yg merindui

syahid di jalan-MU,

Ya allah......jika aku rindu,jagalah rindu ku padanya agar tdk lalai aku merindukan surga-MU.

Ya allah......jika aku menikmati cinta kekasih-MU,janganlah kenikmatan itu melebihi

kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-MU.

Ya allah....jika aku jatuh hati pada kekasih-MU,jangan biarkan aku tertatih

dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-MU.

Ya allah.....jika aku lalaikan aku merindui kekasih-MU,jangan biarkan aku

melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya pada-MU.


Selengkapnya...

 

Adzan di Tanah Haram

Sumpah Pemuda